CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Rabu, Juni 13

Lanjutan komat kamit usai UN

Lanjut aja langsung ya  dari  Cerita sebelumnya

Jujur, mana ada sih orang yang nggak takut sama Jarum Suntik? Tapi apa mau dikata? gue harus disuntik, diambil darahnya, sakit emang. Kata susternya sih normal aja agak sakit, itu darahku mau diambil, buat di cek. Katanya darahku kentel banget, susah diambilnya. Jujur lagi, semaleman emang minumnya kurang wajar aja, secara kekurangan cairan gitu. 

Sempet juga diperiksa dokternya, duh cantik pula dokternya (?) Perutnya diperiksa juga, diketok-ketok pula. Dok -_- tau sakit gak sih dok? dokternya bilang, udah sejak kapan perutnya keras gini? udah kayak papan katanya, dok -_- emangnya saya bangunan? ada papan segala, sekalian triplek, internit, batu bata juga boleh? lupakan.. ini harus dironsen (salah ya tulisannya? bodo amat) kata dokternya tapi nunggu dulu, antre katanya kalo mau ronsen.

udah hampir tengah hari bolong belum mulai-mulai juga ronsenya, padahal udah dari tadi pagi gue tidur-tiduran di sini, mau bikin gue mati perlahan kalo gini caranya? (santai din) akhirnya di bawa deh ke ruang ronsen, mana perawat yang ndorong tempat tidurnya gak santai lagi, gak tau apa betapa sakitnya perut ini digoncang-goncang? 

Hasil ronsen mengatakan, sebenernya yang mengatakan dokternya, bukan hasil ronsennya. Ada semacam usus gue yang tersumbat entah apa mungkin tinja, sampe usus itu membengkak (usus bisa bengkak juga ya?) gak ngerti deh bentuk ususnya kayak gimana kalo bengkak, sementara ini masih nunggu hasil lab yang satunya lagi (entah yang mana, saking banyaknya di cek cek) kalo tidak lebih baik dari hasil ini akan dilakukan foto 3 posisi (sejenis ronsen juga kayaknya) 

Aku tau, bukan karna sok pintar tapi mungkin kenyataannya memang begitu. Kalo dilanjutkan pemeriksaan berikutnya dan berikutnya berarti pemeriksaan sebelumnya belum cukup membenarkan atau menjelaskan apa penyakit yang di derita, itu tandanya penyakit ini bukan penyakit biasa yang bisa langsung diterawang hanya dengan bilang "sakit perut" Panik udah mulai melanda, gue harus lakuin sesuatu agar pemeriksaan foto 3 posisi itu ga perlu dilakukan.

Sebenarnya gak kebelet bo**r (tau maksud gue?) tapi gue paksain buat bo**r supaya tinja yang katanya nyumbat usus gue dan bikin sakit itu bisa keluar dan masalahnya selesai (emang segampang itu ya din?) pokoknya aku ngotot pengen ke wc. dan kini sudah tidak perlu dipapah lagi jalannyaaaa :D tapi pake kursi roda buat ke wc -__________- (sama aja dong din, udah bawel lu) 

Daaan, lagi-lagi wc duduk. Bukannya ndeso, aku nggak suka pake wc duduk. itu kan sama aja pa***t berbeda-beda orang silih berganti nempel di wc itu, arrrgggh . Dan setelah beritual (tau kan ritual orang bo**r itu ngapain?) tetep ga keluar-keluar, mungkin karena gue duduk, lantas gue jongkok juga di atas wc nya, bodo amat apa kata lu pada, emang lebih enak jongkok daripada duduk, so damn tetep aja ga keluar-keluar -______- sekitar 15 menit gue cuma ngejongkok di situ, tapi akhirnyaaaaa *kedip-kedip* ada hasilnya jugaa, keluar, meskipun sedikit tapi lumayan laah. Pas keluar toilet tak ku sangka, ternyata daritadi ada yang ngantri toilet ini jadi terkesan "setia banget nungguin gue bo**r" :DDD 

Tapiiii, dokter mengatakan aku tetep harus foto 3 posisi *lemeeess eh* mana pake nunggu lagi buat antre. Gue udah capek dengan semua ini, dalam kondisi seperti ini, menantang mau Irfani sempet sms tentang materi uprak yang pertama yaitu B.Indo argghh, cukup muak aku dengan semua ini. Sambil nunggu antrian bapak ibu sempet diajak ngobrol entah apa di balik tirai IGD ini, dan sepertinya aku sempat mendengar 2 patah kata yang nggak pengen gue denger seumur hidup gue, sepanjang perjalanan karir gue, dan sepanjang perjalanan cinta gue (?) lupakan... ya "opname dan OPERASI" cukup nylekiiiiiiiit walaupun mereka sepertinya berbicara sudah sangat pelan, sesekali ibu terliaht melirik ke arahku dengan wajah khawatir dan ITU membuatku semakin GILA dengan apa yang sedang aku hadapi. 

Aku nggak tau apa kelanjutan hidupku ini, aku nggak tau separah apa penyakit yang kuderita (terkesan dramatis nggak? nggak ya? alay malah ._.) Baru aja kemarin aku usek bareng sama temen-temen, ke rumah bu rus bareng-bareng buat les tambahan, ngomelin adekku yang pada berisik, daaaaaan kini aku terbaring lemah di atas tempat tidur di ruang IGD ini menunggu kepastian apa yang sebenarnya terjadi padaku (ihhh, sinetron banget deh din)

jadi apa yang harus ku lakukan sekarang? haruskah aku operasi? haruskah aku masuk ruang operasi yang seumur-umur tak pernah ingin kumasuki, oh Tuhaaan apa yang harus aku lakukan? (dzikir din). Pembicaraan pun selesai dan sepertinya kedua orang tuaku kebingungan harus berkata apa sehingga mereka mengalihkan pandangan yang kutujuga pada mereka berdua. Kembali lagi aku harus didorong menuju ruang ronsen, tapi kali ini beda. lebih gede ruangannya.

Setelah semuanya selesai, kembali lagi ke ruang IGD. Dan dokter pun datang membawa hasil foto 3 posisi, dan kini dokter mengatakan terang-terangan di depanku dan di depan orang tuaku. "Ini menurut saya, ini gejala usus buntu ibu. untuk lebih lanjut nanti adek akan ditangani oleh dokter bedah apakah benar adek usus buntu atau tidak. Sekarang adek sudah bisa dipindahkan ke ruang kamar inapnya" begitulah kiranya inti pembicaraan dokter tersebut

bersambung 

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.