Kehidupan baru memang sudah dimulai, dikerumunan siswa-siswa itu mataku terpaku pada sosok yang bertubuh lebih tinggi dariku. Aku terdiam sejenak, tatapan ini baru. Sepertinya dia berbeda dengan yang di sana, tapi firasat ini juga timbul saat pertama kali kumelihat yang di sana. Aku tersenyum dalam hati.
Waktu terus berlalu. Hingga aku tahu, aku berada dalam forum yang sama dengannya. Namun, aku hanya bisa terus memandanginya, rasanya masih jauh. Semakin lama ada sesuatu yang kurasakan. Aku merasa ada kemiripan dengan dirinya dan yang disana. Yang sebelumnya kulihat sepertinya ia berbeda, ternyata sama saja. Ternyata yang seperti ini yang selalu kukagumi.
Namun suatu ketika aku bosan, bosan karena hanya begitu-begitu saja yang dapat kujalani. Ternyata, aku teralihkan pada sosok yang penuh jiwa pemimpin, aku sangat mengaguminya. Aku mengaguminya karena ia ah sulit untuk diutarakan. Dia bagaikan seorang kakak yang dikirimmkan Tuhan untukku, untuk menjadi contoh setiap langkah-langkahku.
Akhir-akhir ini, aku menemukan suatu hal yang tak biasa. Aku sungguh tak menyangka, dibalik kebahagiaan dimana Tuhan memberikan sosok orang yang dapat aku panuti, aku mendapatkan sebuah masalah yang sama ketika bersama yang di sana. Masalah yang terlalu rumit yang menyangkut teman baikmu juga. Aku bingung, apakah aku harus diam seperti yang pernah dulu kulakukan? Ataukah aku justru harus terus terang? Jika aku terus terang, aku takut. Aku takut akan melukai orang lain, aku takut semuanya akan merenggang. Sampai kuputuskan untuk diam, kembali diam. Terpendam lagi, dan rasanya sama: sangat menyiksa.
Disamping itu aku senang, tak ada kerenggangan diantara kami. Namun lagi-lagi aku kembali berkorban. Memang menyakitkan diri sendiri, namun ini sudah menjadi pilihanku. Dan aku yakin Tuhan juga telah mengatur semua ini, semua ini pasti yang terbaik. Karna aku berpikir, mungkin jika aku terus terang untuk saat ini, tidak hanya aku yang sakit tapi banyak orang. Mencoba meminimalisir orang-orang yang akan tersakiti, inilah pilihanku.
Dan bingungnya lagi aku, menyimpan semua ini tidak semudah ketika aku menyimpan semua tentang yang di sana. Padahal jelas semua lebih indah dengan yang disana, sikapnya padaku jauh lebih baik yang di sana. Tapi mengapa lebih susah menyimpan tentangnya dari pada tentang yang disana.
Hingga aku berada diujung ketidaksanggupan, aku mundur beberapa langkah mengingat teman baikku juga apalagi tentangnya. Aku mundur untuk mengurangi rasa sakit itu, hingga aku bertemu kembali dengan yang disana. Bahagia. Aku kembali teringat ketika aku bisa mengenalnya, bisa melewati hari hari bersamanya juga. Aku hanya tertawa dalam hati, namun semua itu sudah lalu. Sekarang ini aku hanya ingin mengobati luka yanf menyakitkan itu. Aku tak menyangka jika yang disana bisa mengobatinya. Namun aku teringat, dia sedang tidak bisa kuganggu, aku tak ingin mengusik teman baikku yang lain juga.
Kini aku berada dalam situasi yang sangat rumit, rumit sekali. Disaaat aku menatap yang baru, aku pikir akan lebih indah daripada ketika dulu dulu sekali bersama yang di sana, namun ternyata semua itu tak seindah yang telah kubayangkan. Yang kali ini bahkan lebih rumit hingga aku mundur dan ingin kembali ke yang lama. Namun itu juga tidak mungkin.
Aku tersadar, aku hanya bisa menunggu. Menunggu Tuhan memberikan sosok yang baru untukku, baru dalam artian dapat memberikan kehidupan baru untukku. Dan aku harap, Tuhan akan memberikan yang terbaik untukku. Aku yakin itu. Jika memang aku tak bisa mendapatkan kebahagian dengan salah satunya, aku yakin sosok baru yang akan Tuhan berikan padaku dapat memberikan kebahagian padaku. Aku yakin, Tuhan sedang mempersiapkan sosok itu sekarang, namun tidak sekarang Tuhan memperkenalkannya padaku.
Dan satu yang terpenting, sebenarnya aku bingung dengan apa yang aku tulis diatas. Karena semua ini tak bisa di ceritakan secara tertulis. Semua ini terlalu rumit untuk di ceritakan, semua ini terlalu sulit untuk kalian mengerti. Karena yang dapat mengerti semua ini adalah Tuhan, dan hati aku sendiri.
Sekian tulisan semrawut yang mungkin akan membingungkan kalian, namun sekali lagi satu. Untuk kalian para secret admirer, mungkin kalian bisa mengerti apa yang aku tulis barusan, baca dengan hati kalian, bukan dengan mata.
Udah cukup sekian, ga kelar-kelar , daritadi sekian sekian muluk.
ttd
yang pertama